Kamis, 04 Desember 2014

Cerpen dari Film North Face

“Dinding Kematian”,  begitu wajah Alpine yang berbahaya ini sering disebut. Tapi seorang penerbang Jerman yang hebat Ernst Udet, dengan beraninya mendekati sampai jarak 20 meter dari tebing-tebing bersaljunya untuk mencari pendaki asa Munich, Max Mehringer dan Kerl Sedlmayer. Setelah terjebak di tengah tebing, serdadu kita ini, meninggal dalam bivak-nya. Menyusul tragedy itu, pejabat berwenang wilayah  Berne memutuskan, untuk melarang keras pendakian North Face. “Tapi akankah akeputusan ini mencegah anak muda Jerman?”, dengan adanya penyelenggaraan Olimpiade, para pemuda bangga bias merasakan, bukan hanya bahaya, tetapi jugadaya tarik yang menantang kemampuan mereka. Semuanya untuk satu hal, “Orang yang pertama mencapai puncak akan disambut sebagai pahlawan Olimpiade. Karena itu mari kita gemakan perjuangan ini ke seluruh Eropa, “Serbu puncak Eiger North Face!” untuk menaklukan rintangan terakhir di pegunungan Alpen.

Perundingan untuk memulai pendakian Eiger North Face pun dibicarakan para reporter untuk di ajukan ke Pejabat Berne. Tetapi pendakian kali ini lebih di jadikan ajang judi untuk para reporter dari berbagai negara di Eropa. Jerman sebagai penyumbang pendaki pertama Eiger North Face, Max Mehringer dan Kerl Sedlmayer. Juga menyumbangkan pendakinya, namun saat itu Henry Arau sang reporter asal Jerman belum menentukan siapa pendaki yang akan dia andalkan, Emil Landauer menyarankan Henry untuk memakai jasa pendaki asal Austria namun, Henry “Aku ingin pendaki Jermanlah yang pertama, atau kau sendiri yang mendakinya tuan Emil”. Saat itu juga Albert von Allmen memberi tahu kepada Henry tentang keberadaan Toni Kurz dan Andi Hinterstoisser “Tuan Henry apakah anda masih mengingat berita tentang Hinterstoisser bersama temannya yang membuka jalur baru di Garrisson bersama temannya yang bernama …”,”Kurz” Luise Faller menyambar percakapan antara Henry dan Albert. “Dari mana kau tahu tentang ke-dua pendaki tersebut?”Henry berkata,”Aku dari Berchtesgaden kami tumbuh bersama disana” Luise menjawab.”Nona Faller, kemarilah” Henry berkata.”Ini ada 40 marks untuk biaya perjalanan. Lalu pergilah ke bagian gudang, mereka akan memberimu Retina (sejenis kamera). Terus berangkatlah ke Berchtesgaden. Bilang pada temanmu bahwa Negara Jerman, khususnya kepala editor kami, sangat berharap pada mereka”. Toni Kurz dan Andi Hinterstoisser dua pemuda Berchtesgaden yang sering membuka jalur baru di tempat pendakian.


Luise menumui Toni dan Andi di Berchtesgaden yang baru saja membuka jalur baru di Berg Heil, langsung memberi tahu tentang pembukaan pendakian untuk Eiger North Face untuk Olimpiade. Pada awalnya Kurz menolak untuk mengikuti Olimpiade, namun Andi terus membujuknya untuk mengikuti Olimpiade ini, Andi terus memaksa Kurz mengajukan cuti, Kurz pun setuju dengan alasan ingin menikah dan ancaman kepada komandannya bila Kurz tidak di izinkan mengambil cuti maka dia  akan keluar. Kurz adan Andi berangkat ke Switzerland sejauh 700Km dari Berchtesgaden menggunakan sepeda, sesampainya di Schwellenhoehe (Pos pendakian Eiger North Face) rupanya sudah banyak berkumpul pendaki dan jurnalis dari berbagai negara di Eropa. Walaupun Kurz sudah berada di Schwellenhoehe sebenarnya dia masih belum yakin untuk mengikuti Olimpiade tersebut, Semua pendaki menginap 2 malam di Schwellenhoehe untuk ber-istirahat dan membuat peta pendakian manual sebelum memulai pendakiannya.

Alarm berbunyi di pagi hari dari Hotel Desalpes yang menandakan Olimpiade di mulai para jurnalis berkumpul di belakang hotel yg tepat menghadap Eiger North Face, dan para pendakipun perlahan mulai mendaki melewati Death Wall Eiger North Face. Andi yang penuh ambisius untuk mendaki Gunung Eiger penuh semangat mengikuti Olimpiade ini, Andi dan Kurz-pun tidak luput dari ciri khasnya saat mendaki Eiger North Face, membuka jalur baru. Andi dan Kurz dengan susah payah membuka jalan baru untuk mendaki Eiger North Face, karena jalur yang Kurz buat ini cukup memotong jalur yang telah Max Mehringer dan Kerl Sedlmayer buat ini. Tanpa disadari Andi dan Kurz di ikuti oleh pendaki asal Austria, Willy Angerer dan Edi Rainer pendaki prefisional yang telah menaklukan gunung-gunung di Eropa Barat. Karena Willy dan Edi lebih professional dibanding Andi dan Kurz mereka sempat sempat meremehkan kemampuan Andi dan Kurz, Andi yang tidak suka bila jalurnya diikuti oleh orang yang telah meremehkannya, Kurz terus berkata “Biarkan saja dua orang itu mengikuti kita, nanti lihat saja ada kejutan didepan sana. Hahahaaa”. Sampai di tebing yang curam Kurz berkata pada Andi “Ini adalah yang akan mengejutkan mereka, tunjakan ayunanmu di sini”, “come on Andi” seruan dari Kurz. Andi ber-ayun diantara dua tebing “Hey orang Austria lihat lah ini!, Kurz ayo lakukan seperti apa yang aku lakukan”, “Yeah, aku pasti akan selalu bias apa yang kau lakukan disini”. Sepertinya dua pendaki Austria juga tidak sulit ber-ayun di antara dua tebing ini. Death Wall-pun mereka lalui, Tim Jerman yang lebih dulu tidak kesulitan saat mendaki sampai Andi menemukan barang bawaan dan mayat Max Mehringer dan Kerl Sedlmayer, saat itu Andi tidak sengaja menjatuhkan batu yang langsung menghantam kepala Willy, Willy pun meringis kesakitan “Arggg, brengsek”, Andi dan Kurz pun memberi penghormatan kepada Max Mehringer dan Kerl Sedlmayer, mereka merapikan barang bawaan dan mayat Max Mehringer dan Kerl Sedlmayer lalu di jatuhkan oleh Andi dan Kurz agar Max Mehringer dan Kerl Sedlmayer dapat di semayamkan oleh penduduk di bawah. Malampun hadir mereka membuat Bivak untuk berlindung, namun mereka tidak tidur “Hey Andi jangan tidur di kondisi seperti ini, kau tidur sama saja kau bunuh diri (membeku)”, malam berlalu, pagi hadir tanpa matahari karena badai salju, Andi dan Kurz memilih untuk mendaki bersamaan dengan Tim Austria. Edi yang memberi tahu Kurz bahwa kepala Willy robek parah karena jatuhnya batu ke-kepala Willy, Kurz pun menyarankan Andi dan Willy untuk turun, Andi dan Willy yang ambisius untuk menaklukan puncak Alpine menolak saran Kurz dan memilih untuk melanjutkan pendakian, namun Kurz memberi alasan bahwa mereka semua tidak akan bias mencapai puncak Alpine karena cuaca dan kondisi Willy. Kurz dan Andi, Edi dan Willy sempat bertengkar karena berbeda pendapat. Andi dan Willy mengikuti saran dari Kurz.


Dalam cuaca yang sangat ekstrem mereka menuruni Eiger North Face yang semakin berbahaya, Kurz pun ingin mencoba jalur baru untuk turun agar cepat mencapai Stasiun Schwellenhoehe karena lebih cepat, karena stasiun ini berada di ketinggian 2.930 mdpl. Dalam perjalan untuk turun banyak rintangan yang tidak terduga karena cuaca, sampai akhirnya Willy cerobah saat turun menggunakan tali tambang dan pergelangan kakinya patah. Dalam cuaca yang se-ektrem ini ditambah masalah yang dialami Willy maka Andi, Kurz, dan Edi harus berjuang dengan keadaan yang sangat sulit. Badai yang berkepanjangan menyebabkan longsoran salju yang tidak akan terduga, mereka terus berjuang melawan cuaca sambil membawa Willy yang kondisinya sudah parah. mereka membuat bivak untuk berlindung, Willy yang kondisinya sudah parah akhirnya tewas di kedinginan tanpa diketahui Andi, Kurz, dan Edi. Mereka terus membawa Willy yang sudah tidak bernyawa, sampai saatnya Edi bertanya kondisi pada Willy namun Willy tidak menjawab pertanyaan Edi akhirnya Edi mengecek keadaan Willy namun sudah tidak bernyawa, Edi menangis karena teman satu Timnya tewas, Andi dan Kurz pun memberi penghormatan terakhir kepada Willy, Willy di jatuhkan saja untuk dapat di semayamkan oleh penduduk di kaki gunung. Sekarang tinggal mereka ber-tiga, mereka terus berjuang untuk mencapai Stasiun Schwellenhoehe namun saat melalui jalur yang harus mereka lalui dengan tali tambang terjadi longsor salju dan batu yang mengakibatkan Edi tewas karena kepalanya terbentur batu saat Andi menyelamatkan diri namun Andi juga jatuh namun masih di topang tali. “Apakah aku masih hidup?” Andi sambil merasakan sakit di tubuhnya. “Andi naiklah, Andi Pitonnya tidak kuat menopang mu”, “Biarkan aku pergi Kurz, dan berjuanglah untuk kembali Kurz” Andi memotong tali dan jatuh bebas bersama Edi yang telah tewas. Kurz menangis saat Andi tewas, tubuh Kurz pun kaku karena kedinginan. Malam pun datang bersama badai, Luise pun memiliki firasat dan langsung datang ke Stasiun Schwellenhoehe dan langsung ke bagian dimana langsung keluar di Eiger North Face lalu berteriak memanggil nama Kurz, Kurz yang sudah tidak jauh dari stasiun pun membalas teriakan teriakan Luise, Luise pun meminta pertolongan ke penjaga stasiun untuk meminta pertolongan. Penjaga statiun yang telah meminta pertolongan memberi tahu Luise “Pertolongan akan datang besok pagi”, “Apakah tidak bias sekarang?”, “Yang ingin menolong berkata ‘Malam ini badai tak berhenti malam ini’ “, Luise pun dipaksa masuk kedalam stasiun untuk menghangatkan diri, “Luise, jangan tinggalkan aku sendiri. Aku tidak ingin mati disini” sambil menangis. Pagi datang bersama matahari yang terik, tim penolong pun datang “Kurz….” Tim penolong memanggil nama Kurz untuk mengetahui posisi Kurz. “Hei …” dengan suara yang menahan sakit “Hei…”, “Kurz turunlah dengan sisa tali yang kau punya”, “sudah tak ada apa-apa di sini”. Toni pun Tewas tergantung di tali.

1 komentar: