Contoh kasus kali ini saya peroleh dari salah satu teman saya yang akan mengikuti ujian seleksi admin SOI (School Of Internet). Jadi mungkin saya akan langsung saja pada persoalan, sbb :
Diketahui :
Anda adalah seorang administrator pada suatu jaringan. anda mendapat alokasi IP 167.205.0.0/23. anda diminta untuk membaginya ke beberapa kantor di tempat anda, dengan spesifikasi berikut :
o
1. gedung A, terdapat 151 host. terdiri dari
kantor A1 (100 host), A2 (21 host), A3 (30 host).
o
2. gedung B, terdapat 200 host. terdiri dari
kantor B1 (123 host),
B2 (50 host), B3 (6 host), kantor B4 sisanya.
o 3.
gedung C, terdapat 110 host. terdiri dari kantor C1 (21 host), C2 (13 host), C3
(10 host), C4 (26 host), C5 (19 host), C6 sisanya.
o
4. setiap gedung memiliki akses hotspot yang
menggunakan satu network saja, dan diusahakan pembagian IPnya secara adil.
•
Ditanya
: Rancang topologi jaringan di atas dengan selengkaplengkapnya.
Solusi
Pertama,
mari kita bagi zona nya masing beserta jumlah computer di tiap zona. Saya
membaginya dalam 3 zona, yaitu A (151 PC), B (200), C (110). Baik, sekarang
kita mulai ke jenjang barikutnya yaitu tentang subnetting menggunakan VLSM.
Sesuai spesifikasi IP yang diketahui 167.205.0.0 dan /23 yang artinya banyak
bit dengan nilai sama dengan 1 yang akan digunakan sebagai penunjuk alamat
network,
maka jika saya tabelkan adalah :
IP
|
Netmask
|
|
Decimal
|
167.205.0.0
|
255.255.254.0
|
Binary
|
10100111.11001101.00000000.00000000
|
11111111.11111111.11111110.00000000
|
Kita tahu bahwa
berdasarkan kelasnya IP di atas termasuk dalam kelas B, sedangkan default
netmask untuk kelas B adalah 255.255.0.0. Sehingga angka 254 pada 3 oktet
terakhir dari netmask di atas merupakan hasil subnetting, artinya octet
tersebut nantinya akan digunakan sebagai penunjuk alamat network. Untuk lebih
jelasnya mari kita lihat sedikit perhitungan berikut...
•
Jumlah subnet = 2X = 27
= 128 subnet, dimana X adalah jumlah bit dengan nilai sama dengan
1 pada 3 oktet terakhir (255.255.254.0).
•
Jumlah host per subnet = 2Y-2 =
29-2 = 510 host/subnet, dimana Y adalah jumlah bit dengan nilai 0
pada netmask. Sedangkan alas an mengapa dikurang dengan 2 , karena biasanya
pada alamat IP paling awal digunakan sebagai penunjuk network dan paling akhir
digunakan sebagai broadcast. Jadi dalam hal ini yang valid digunakan sebagai alamat PC hanya ada 510 buah.
•
Block subnet = 256-Z = 256-254 = 2, block
subnet maksudnya adalah range antar satu subnet dengan subnet yang lain, jadi
subnet yang valid adalah 0, 2, 4, 6, ..., 254 karena seperti yang telah kita
hitung di atas bahwa jumlah subnet yang berlaku hanya ada 128. Variabel Z
menunjukkan nilai decimal dari 3 oktet terakhir pada netmask. Jika saya
tabulasikan, maka...
Subnet
|
167.205.0.0
|
167.205.2.0
|
167.205.4.0
|
...
|
167.205.254.0
|
Host Pertama
|
167.205.0.1
|
167.205.2.1
|
167.205.4.1
|
...
|
167.205.254.1
|
Host Kedua
|
167.205.1.254
|
167.205.3.254
|
167.205.5.254
|
...
|
167.205.253.254
|
Broadcast
|
167.205.1.255
|
167.205.3.255
|
167.205.5.255
|
...
|
167.205.253.255
|
Ok...setelah itu mari kita bahas tiap zona secara rinci.
Kita mulai dari :
Zona A
yang hanya membutuhkan 151 host, selain itu kita juga harus memperhatikan
jumlah maximum host pada segment-segment pada zona A. Dalam kasus ini A1 membutuhkan host paling banyak yaitu 100 host, kemudian diikuti A3 (30 host),
A2 (21 host). Di sini kita membutuhkan minimal 3 subnet lagi dan tiap subnet
nya membutuhkan paling tidak minimal 100 host. Untuk itu kita perlu melakukan
subnetting lagi dari /23 menjadi /25. Sebenarnya untuk menentukan perubahan
subnet nya itu tergantung dengan kebutuhan kita, kenapa saya memilih /25 karena
angka tersebut akan menghasilkan jumlah subnet dan host per subnetnya yang
mendekati kebutuhan pada zona A. Tahu kenapa ?!?
•
Untuk menentukan jumlah subnetnya cukup
mengikuti rumus berikut => 2(Y-X) = 2(25-23) = 4 subnet,
dimana Y adalah netmask baru dalam hal ini /25 dan X adalah netmask lama yaitu
/23. Dalam hal ini harus memperhatikan syarat Y ≥ X, pada kasus lain mungkin akan kita
temui kasus Y < X maka hal ini disebut supernetting.
•
Jumlah host per subnetnya bisa kita cari
dari rumus => 2(32-Y)-2 =
2(32-25)-2
= 27-2 = 126 host. Dimana Y adalah netmask baru yaitu /25 sedangkan
pengurangan dengan angka 2 adalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Sehingga dengan jumlah host ini, kebutuhan segment A1 akan tercover meskipun
masih ada sisa IP, perhitungan ini menentukan jumlah kebutuhan host maximum.
Sedangkan pada A2 dan A3 nanti akan menyesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing. Memang akan ada IP yang tidak terpakai, tapi IP sisa ini bisa
digunakan sebagai cadangan atau keperluan lain misal wi-fi hotspot.
•
Sedangkan untuk block subnet yang valid
penghitungannya sama dengan sebelumnya, hanya saja di sini kita mengubah nilai
variable Z dengan nilai decimal netmask yang baru. /25 berarti 255.255.255.128 berarti Z nya adalah 128, sehingga
block subnet validnya adalah 256-128 = 128.
•
OK... secara keseluruhan pada zona A, kita
punya pembagian sebagai berikut :
A1 = 100 pc --> /25
-> subnetnya : 167.205.2.0/25
-> host yg valid : 167.205.2.1 - 167.205.2.126
Karena sesuai block
size yang ditetapkan sebelumnya adalah 128, tapi ingat kita perlu alamat
network dan broadcast address. Sehingga alamat host yang valid adalah di atas.
-> broadcast : 167.205.2.127
Untuk /25 berarti
kita berada pada octet terakhir sebagai subnetnya, jika dilihat dalam biner
167.205.2.0 dan 255.255.255.128 adalah :
IP network :10100111.11001101.00000010.0 0000000
Netmask :11111111.11111111.11111111.1
0000000 -> {/25}
Broadcast :10100111.11001101.00000010.0 1111111
Sehingga terlihat
bahwa mulai octet kesatu sampai bit pertama dari octet terakhir (warna hijau)
merupakan subnet, sedangkan sisanya (warna biru) merupakan alamat host. Karena
broadcast adalah semua bit milik host bernilai 1, maka didapatkanlah nilai 127
pada octet terakhir.
A2 = 21 pc --> /27
-> subnetnya : 167.205.2.128/27
Di sini kita hanya
membutuhkan sekitar 21 host, dan /27 menyediakan sekitar 32 alamat IP.
Sedangkan angka 128 pada octet terakhir merupakan alamat penunjuk subnetwork,
karena pada subnetwork sebelumnya (A1) berakhir pada 167.205.2.127 yaitu alamat
broadcast. Sehingga alamat subnet ini sebenarnya merupakan lanjutan dari alamat
sebelumnya, hanya saja kita akan memakai ukuran blocksize yang berbeda.
-> host yg valid : 167.205.2.129 - 167.205.2.158
Karena alamat IP
yang tersedia pada /27 adalah 32, tetapi jangan lupa kita butuh dua alamat
untuk network dan broadcast. Sehingga yang bisa dipakai untuk alamat host
hanya ada 30 (.129 - .158).
-> broadcast : 167.205.2.159
Sama seperti yang sebelumnya, dalam biner :
IP network :10100111.11001101.00000010.100 00000
Netmask :11111111.11111111.11111111.111
00000 -> {/27}
Broadcast :10100111.11001101.00000010.100 11111
A3 = 30 pc --> /27
-> subnetnya : 167.205.2.160/27
-> host yg valid : 167.205.2.161 - 167.205.2.190
-> broadcast : 167.205.2.191
Untuk zona ini
kurang/lebih penjelasannya sama dengan yang sebelumnya.
zona B. Pada zona B, terbagi dengan menjadi 4 segment dengan jumlah host terbanyak pada
segment B1 (123 host). Sesuai pembagian IP subnet di awal kita bisa tentukan
bahwa untuk zona B IP subnetnya 167.205.4.0/23. Dengan menerapkan metode
seperti pada zona, maka kita mulai dari yang jumlah
permintaan hostnya terbanyak yaitu :
B1 = 123 pc --> /25
-> subnetnya : 167.205.4.0/25
Jumlah host yang kita butuhkan 123 buah,
dengan /25 kita akan memiliki sekitar 128 alamat IP (termasuk network address
dan broadcast). Sehingga kebutuhan IP kita akan tercukupi.
-> host yang valid : 167.205.4.1 – 167.205.4.126
~ Idem dengan alasan sebelumnya ~
-> broadcast : 167.205.4.127
IP network :10100111.11001101.00000100.0
0000000
Netmask :11111111.11111111.11111111.1
0000000 -> {/25}
Broadcast :10100111.11001101.00000100.0 1111111
B2 = 50 pc --> /26
-> subnetnya : 167.205.4.128/26
Kita membutuhkan 50
alamat IP sebagai host, sehingga subnet yang pas adalah /26. Karena /26
menyediakan sekitar 64 buah alamat IP (termasuk network address dan broadcast).
-> host yang valid : 167.205.4.129 – 167.205.4.190
Sesuai pembagian
block size IP di atas, bahwa /26 menyediakan 64 buah IP namun perlu 2 alamat IP
khusus buat network address dan broadcast. Sehingga yang bisa digunakan sebagai host hanya ada 62 buah (.129
- .190)
-> broadcast : 167.205.4.191
IP network :10100111.11001101.00000100.10 000000
Netmask :11111111.11111111.11111111.11
000000 -> {/26}
Broadcast
:10100111.11001101.00000100.10 111111
B4 = 21 pc --> /27
-> subnet : 167.205.4.192/27
-> host yang valid : 167.205.4.193 – 167.205.4.222
-> broadcast : 167.205.4.223
B3 = 6 pc --> /29
-> subnet : 167.205.4.224/29
-> host yang valid : 167.205.4.225 – 167.205.4.230
-> broadcast : 167.205.4.231
Pada
zona B ini saya lebih memilih untuk men-subnet dari yang kebutuhan IP nya lebih
banyak sampai terakhir adalah yang memiliki kebutuhan IP paling sedikit. Hal
ini hanya untuk memudahkan
perhitungan saja.
zona C Seperti biasa, sesuai pembagian
subnet IP di awal. Kita pilih saja IP subnet untuk zona C adalah 167.205.6.0/23,
dimana ada 6 segment dengan host maximum ada pada C4 (26 host). Ok..let’s go
baby! Seperti sebelumnya, saya akan coba kerjakan dari yang kebutuhan IP
nya paling banyak, sbb :
C4 = 26 pc --> /27
-> subnet : 167.205.6.0/27
-> host yang valid : 167.205.6.1 – 167.205.6.30
-> broadcast : 167.205.6.31
C1 = 21 pc --> /27
-> subnet : 167.205.6.32/27
-> host yang valid : 167.205.6.33 – 167.205.6.62
-> broadcast : 167.205.6.63
C6 = 21 pc --> /27
-> subnet : 167.205.6.64/27
-> host yang valid : 167.205.6.65 – 167.205.6.94
-> broadcast : 167.205.6.95
C5 = 19 pc --> /27
-> subnet : 167.205.6.96/27
-> host yang valid : 167.205.6.97 – 167.205.6.126
-> broadcast : 167.205.6.127
C2 = 13 pc --> /28
-> subnet : 167.205.6.128/28
-> host yang valid : 167.205.6.129 – 167.205.6.142
-> broadcast : 167.205.6.143
C3 = 10 pc --> /28
-> subnet : 167.205.6.144/28
-> host yang valid : 167.205.6.145 – 167.205.6.158
-> broadcast : 167.205.6.159
0 komentar:
Posting Komentar