Kamis, 30 Oktober 2014

SUBNETTING Menggunakan Metode VLSM (GNU Public Licensi)


Subnetting, yaitu suatu metode untuk menentukan topology pada setiap segment di suatu jaringan dengan memakai sebagian alamat IP pada host untuk alamat IP jaringan. Pada teknik subnetting ini ada beberapa metode a.l VLSM (Variable Length Subnet Mask) & CIDR.
Topologi dari SUBNETTING menggunakan metode VLSM

Contoh kasus kali ini saya peroleh dari salah satu teman saya yang akan mengikuti ujian seleksi admin SOI (School Of Internet). Jadi mungkin saya akan langsung saja pada persoalan, sbb :  

Diketahui : 
Anda adalah seorang administrator pada suatu jaringan. anda mendapat alokasi IP 167.205.0.0/23. anda diminta untuk membaginya ke beberapa kantor di tempat anda, dengan spesifikasi berikut :

o   1. gedung A, terdapat 151 host. terdiri dari kantor A1 (100 host), A2 (21 host), A3 (30 host).
o   2. gedung B, terdapat 200 host. terdiri dari kantor B1 (123 host), B2 (50 host), B3 (6 host), kantor B4 sisanya.
o   3. gedung C, terdapat 110 host. terdiri dari kantor C1 (21 host), C2 (13 host), C3 (10 host), C4 (26 host), C5 (19 host), C6 sisanya.
o   4. setiap gedung memiliki akses hotspot yang menggunakan satu network saja, dan diusahakan pembagian IPnya secara adil.
         Ditanya : Rancang topologi jaringan di atas dengan selengkaplengkapnya.

Solusi

Pertama, mari kita bagi zona nya masing beserta jumlah computer di tiap zona. Saya membaginya dalam 3 zona, yaitu A (151 PC), B (200), C (110). Baik, sekarang kita mulai ke jenjang barikutnya yaitu tentang subnetting menggunakan VLSM. Sesuai spesifikasi IP yang diketahui 167.205.0.0 dan /23 yang artinya banyak bit dengan nilai sama dengan 1 yang akan digunakan sebagai penunjuk alamat network,
maka jika saya tabelkan adalah :

IP
Netmask
Decimal
167.205.0.0
255.255.254.0
Binary
10100111.11001101.00000000.00000000
11111111.11111111.11111110.00000000

Kita tahu bahwa berdasarkan kelasnya IP di atas termasuk dalam kelas B, sedangkan default netmask untuk kelas B adalah 255.255.0.0. Sehingga angka 254 pada 3 oktet terakhir dari netmask di atas merupakan hasil subnetting, artinya octet tersebut nantinya akan digunakan sebagai penunjuk alamat network. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat sedikit perhitungan berikut...
         Jumlah subnet = 2X = 27 = 128 subnet, dimana X adalah jumlah bit dengan nilai sama dengan 1 pada 3 oktet terakhir (255.255.254.0).
         Jumlah host per subnet = 2Y-2 = 29-2 = 510 host/subnet, dimana Y adalah jumlah bit dengan nilai 0 pada netmask. Sedangkan alas an mengapa dikurang dengan 2 , karena biasanya pada alamat IP paling awal digunakan sebagai penunjuk network dan paling akhir digunakan sebagai broadcast. Jadi dalam hal ini yang valid digunakan sebagai alamat PC hanya ada 510 buah.
         Block subnet = 256-Z = 256-254 = 2, block subnet maksudnya adalah range antar satu subnet dengan subnet yang lain, jadi subnet yang valid adalah 0, 2, 4, 6, ..., 254 karena seperti yang telah kita hitung di atas bahwa jumlah subnet yang berlaku hanya ada 128. Variabel Z menunjukkan nilai decimal dari 3 oktet terakhir pada netmask. Jika saya tabulasikan, maka...
Subnet
167.205.0.0
167.205.2.0
167.205.4.0
...
167.205.254.0
Host Pertama
167.205.0.1
167.205.2.1
167.205.4.1
...
167.205.254.1
Host Kedua
167.205.1.254
167.205.3.254
167.205.5.254
...
167.205.253.254
Broadcast
167.205.1.255
167.205.3.255
167.205.5.255
...
167.205.253.255

Ok...setelah itu mari kita bahas tiap zona secara rinci. Kita mulai dari :

 Zona A yang hanya membutuhkan 151 host, selain itu kita juga harus memperhatikan jumlah maximum host pada segment-segment pada zona A. Dalam kasus ini A1 membutuhkan host paling banyak yaitu 100 host, kemudian diikuti A3 (30 host), A2 (21 host). Di sini kita membutuhkan minimal 3 subnet lagi dan tiap subnet nya membutuhkan paling tidak minimal 100 host. Untuk itu kita perlu melakukan subnetting lagi dari /23 menjadi /25. Sebenarnya untuk menentukan perubahan subnet nya itu tergantung dengan kebutuhan kita, kenapa saya memilih /25 karena angka tersebut akan menghasilkan jumlah subnet dan host per subnetnya yang mendekati kebutuhan pada zona A. Tahu kenapa ?!? 
         Untuk menentukan jumlah subnetnya cukup mengikuti rumus berikut => 2(Y-X) = 2(25-23) = 4 subnet, dimana Y adalah netmask baru dalam hal ini /25 dan X adalah netmask lama yaitu /23. Dalam hal ini harus memperhatikan syarat Y X, pada kasus lain mungkin akan kita temui kasus Y < X maka hal ini disebut supernetting.
         Jumlah host per subnetnya bisa kita cari dari rumus => 2(32-Y)-2 =
2(32-25)-2 = 27-2 = 126 host. Dimana Y adalah netmask baru yaitu /25 sedangkan pengurangan dengan angka 2 adalah seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Sehingga dengan jumlah host ini, kebutuhan segment A1 akan tercover meskipun masih ada sisa IP, perhitungan ini menentukan jumlah kebutuhan host maximum. Sedangkan pada A2 dan A3 nanti akan menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Memang akan ada IP yang tidak terpakai, tapi IP sisa ini bisa digunakan sebagai cadangan atau keperluan lain misal wi-fi hotspot.
         Sedangkan untuk block subnet yang valid penghitungannya sama dengan sebelumnya, hanya saja di sini kita mengubah nilai variable Z dengan nilai decimal netmask yang baru. /25 berarti 255.255.255.128 berarti Z nya adalah 128, sehingga block subnet validnya adalah 256-128 = 128.
         OK... secara keseluruhan pada zona A, kita punya pembagian sebagai berikut :
A1 = 100 pc --> /25
-> subnetnya : 167.205.2.0/25
-> host yg valid : 167.205.2.1 - 167.205.2.126
Karena sesuai block size yang ditetapkan sebelumnya adalah 128, tapi ingat kita perlu alamat network dan broadcast address. Sehingga alamat host yang valid adalah di atas.
-> broadcast : 167.205.2.127
Untuk /25 berarti kita berada pada octet terakhir sebagai subnetnya, jika dilihat dalam biner 167.205.2.0 dan 255.255.255.128 adalah :
IP network :10100111.11001101.00000010.0 0000000
                                        Netmask     :11111111.11111111.11111111.1 0000000 -> {/25}
Broadcast   :10100111.11001101.00000010.0 1111111
Sehingga terlihat bahwa mulai octet kesatu sampai bit pertama dari octet terakhir (warna hijau) merupakan subnet, sedangkan sisanya (warna biru) merupakan alamat host. Karena broadcast adalah semua bit milik host bernilai 1, maka didapatkanlah nilai 127 pada octet terakhir. 
A2 = 21 pc --> /27
-> subnetnya : 167.205.2.128/27
Di sini kita hanya membutuhkan sekitar 21 host, dan /27 menyediakan sekitar 32 alamat IP. Sedangkan angka 128 pada octet terakhir merupakan alamat penunjuk subnetwork, karena pada subnetwork sebelumnya (A1) berakhir pada 167.205.2.127 yaitu alamat broadcast. Sehingga alamat subnet ini sebenarnya merupakan lanjutan dari alamat sebelumnya, hanya saja kita akan memakai ukuran blocksize yang berbeda.
-> host yg valid : 167.205.2.129 - 167.205.2.158
Karena alamat IP yang tersedia pada /27 adalah 32, tetapi jangan lupa kita butuh dua alamat untuk network dan broadcast. Sehingga yang bisa dipakai untuk alamat host hanya ada 30 (.129 - .158).
-> broadcast : 167.205.2.159
Sama seperti yang sebelumnya, dalam biner :
IP network :10100111.11001101.00000010.100 00000
                                        Netmask     :11111111.11111111.11111111.111 00000 -> {/27}
Broadcast   :10100111.11001101.00000010.100 11111
 
A3 = 30 pc --> /27
-> subnetnya : 167.205.2.160/27
-> host yg valid : 167.205.2.161 - 167.205.2.190
-> broadcast : 167.205.2.191
Untuk zona ini kurang/lebih penjelasannya sama dengan yang sebelumnya.

zona B. Pada zona B, terbagi dengan menjadi 4 segment dengan jumlah host terbanyak pada segment B1 (123 host). Sesuai pembagian IP subnet di awal kita bisa tentukan bahwa untuk zona B IP subnetnya 167.205.4.0/23. Dengan menerapkan metode seperti pada zona, maka kita mulai dari yang jumlah permintaan hostnya terbanyak yaitu :
B1 = 123 pc --> /25
-> subnetnya : 167.205.4.0/25
Jumlah host yang kita butuhkan 123 buah, dengan /25 kita akan memiliki sekitar 128 alamat IP (termasuk network address dan broadcast). Sehingga kebutuhan IP kita akan tercukupi.
-> host yang valid : 167.205.4.1 – 167.205.4.126
~ Idem dengan alasan sebelumnya ~
-> broadcast : 167.205.4.127
IP network  :10100111.11001101.00000100.0 0000000
                                        Netmask      :11111111.11111111.11111111.1 0000000 -> {/25} 
Broadcast    :10100111.11001101.00000100.0 1111111

B2 = 50 pc --> /26
-> subnetnya : 167.205.4.128/26
Kita membutuhkan 50 alamat IP sebagai host, sehingga subnet yang pas adalah /26. Karena /26 menyediakan sekitar 64 buah alamat IP (termasuk network address dan broadcast).
-> host yang valid : 167.205.4.129 – 167.205.4.190
Sesuai pembagian block size IP di atas, bahwa /26 menyediakan 64 buah IP namun perlu 2 alamat IP khusus buat network address dan broadcast. Sehingga yang bisa digunakan sebagai host hanya ada 62 buah (.129 - .190)
-> broadcast : 167.205.4.191
IP network :10100111.11001101.00000100.10 000000
                                        Netmask     :11111111.11111111.11111111.11 000000 -> {/26} 
                                 Broadcast :10100111.11001101.00000100.10 111111

B4 = 21 pc --> /27
-> subnet : 167.205.4.192/27
-> host yang valid : 167.205.4.193 – 167.205.4.222
-> broadcast : 167.205.4.223

B3 = 6 pc --> /29
-> subnet : 167.205.4.224/29
-> host yang valid : 167.205.4.225 – 167.205.4.230
-> broadcast : 167.205.4.231

Pada zona B ini saya lebih memilih untuk men-subnet dari yang kebutuhan IP nya lebih banyak sampai terakhir adalah yang memiliki kebutuhan IP paling sedikit. Hal ini hanya untuk memudahkan
perhitungan saja.
    
                    zona C Seperti biasa, sesuai pembagian subnet IP di awal. Kita pilih saja IP subnet untuk zona C adalah 167.205.6.0/23, dimana ada 6 segment dengan host maximum ada pada C4 (26 host). Ok..let’s go baby! Seperti sebelumnya, saya akan coba kerjakan dari yang kebutuhan IP
nya paling banyak, sbb :
C4 = 26 pc --> /27
-> subnet : 167.205.6.0/27 
-> host yang valid : 167.205.6.1 – 167.205.6.30
-> broadcast : 167.205.6.31

C1 = 21 pc --> /27
-> subnet : 167.205.6.32/27
-> host yang valid : 167.205.6.33 – 167.205.6.62
-> broadcast : 167.205.6.63

C6 = 21 pc --> /27
-> subnet : 167.205.6.64/27
-> host yang valid : 167.205.6.65 – 167.205.6.94
-> broadcast : 167.205.6.95

C5 = 19 pc --> /27
-> subnet : 167.205.6.96/27
-> host yang valid : 167.205.6.97 – 167.205.6.126
-> broadcast : 167.205.6.127

C2 = 13 pc --> /28
-> subnet : 167.205.6.128/28
-> host yang valid : 167.205.6.129 – 167.205.6.142
-> broadcast : 167.205.6.143

C3 = 10 pc --> /28
-> subnet : 167.205.6.144/28
-> host yang valid : 167.205.6.145 – 167.205.6.158
-> broadcast : 167.205.6.159 
Di sini kita hanya bermain-main block size dari tiap-tiap segment.

0 komentar:

Posting Komentar